Selasa, 23 Maret 2010

YOU'VE GOT A FRIEND

by James Taylor

When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing.... nothing is going right.
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights.

You just call out my name,
And you know whereever I am
I'll come running baby
To see you again.

Winter, spring , summer, or fall,
All you have to do is call
And I'll be there...
You've got a freind.

If the sky above you
Should turn dark and full of clouds,
And that old north wind should begin to blow,
Keep your head together and call my name out loud,
And soon I will be knocking upon your door.

You just call out my name
and you know where ever I am
I'll come running to see you again.

Winter, Spring, summer or fall
All you got to do is call
And I'll be there
Hey, ain't it good to know that you've got a friend?

People can be so cold.
They'll hurt you and desert you.
Well they'll take your soul if you let them.
but don't you let them.
You just call out my name and you know wherever I am
I'll come running to see you again.

Oh babe, don't you know that,
Winter Spring summer or fall,
all you've got to do is call.
Lord, I'll be there, yes I will.

You've got a friend.
You've got a friend.
Ain't it good to know you've got a friend.
Ain't it good to know you've got a friend.
You've got a friend

(for my best friend in this world..Esha, nita, vika & poer.. missed U all)

Sabtu, 20 Maret 2010

Muriyati

Katanya wanita diciptakan Tuhan dari tulang rusuk pria, yang lemah lembut dan tanpa daya, sehingga ia harus selalu dicintai dan dilindungi. Namun, kenapa wanita ini bisa begitu perkasa? Begitu tegar dan keras hatinya. Adalah seorang Muriyati yang saya kenal disaat saya sedang membutuhkan pembantu rumah tangga karena pembantu saya berhenti mendadak kala itu. Dia adalah seorang TKW yang bekerja dimalaysia. Dikarenakan ijin kerja yang belum selesai, dia transit ke batam menunggu sampai ijin kerjanya bisa keluar.

Saat itu dia dititipkan oleh agennya dirumah kakak saya untuk menginap. Karena saya sedang butuh orang untuk membantu saya dirumah saya minta ijin kakak saya agar Muryati tinggal dirumah saya saja, sampai dia berangkat lagi ke malaysia.

Begitulah awal perkenalan kami, dan cerita ini bermula. Kisah seorang wanita yang menguatkan tekadnya meninggalkan keluarga untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Yati, begitu panggilannya. Dia sudah berkeluarga, dengan 1 orang anak laki-laki, dan 1 orang anak angkat perempuan. Setelah menikah, yati dan suami masih tinggal dirumah mertuanya. Di rumah tersebut tinggal juga adik suaminya. Namun setelah beberapa lama tinggal dirumah mertua, konflik dengan ipar tidak dapat dihindarkan. Hanya satu keinginan yati: punya rumah sendiri. Namun pekerjaan suaminya yang seorang tukang kayu di pabrik meubel hanya pas – pasan untuk membiayai hidup sehari – hari. Dan suaminya pun bukan tipe orang yang ulet yang mau bekerja apa saja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Untuk menabung saja susah, bagaimana mau membangun rumah? Keadaan ini membuat yati berkeinginan untuk menjadi TKW, mencoba mengadu peruntungan di negri malaysia. Memang, di daerah asalnya banyak wanita yang bekerja keluar negri. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal. Kakak kandung yati juga seorang TKI yang bekerja di singapura.

Dengan ijin suaminya, dan berbekal tekad serta keinginan untuk membangun rumah, Yati mendaftar ke agen TKI. Setelah menunggu beberapa bulan akhirnya ijin kerjanya bisa keluar, dan dia menandatangani kontrak 2 tahun untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di Ipoh Malaysia, mengurus rumah tangga dengan 5 orang anak, dengan gaji 500 ringgit perbulan. Dua tahun berlalu, yati pulang membawa uang lebih dari 25 juta rupiah. Dengan uang itu dia berhasil membangun rumah diatas tanah yang diberikan oleh ayahnya. Selama hampir 2 bulan rumah itu selesai. Uang sudah habis, namun dindingnya belum diplester dan lantai masih seadanya, malah dia masih berhutang kepada ayahnya.

Pada saat uangnya habis itu majikan yang dimalaysia menelponnya. Anaknya sakit setelah ditinggal pulang yati beberapa bulan. Yati bilang kepada majikan kalau dia mau kerja lagi dirumah itu. Akhirnya majikannya mengirim uang untuk membeli tiket, agar yati bisa kembali lagi ke malaysia. Sambil menunggu ijin kerjanya keluar, yati masuk ke Malaysia dengan menggunakan ijin kunjungan wisata dengan batas kunjungan selama 1 bulan. Satu bulan berlalu, sementara ijin kerjanya belum selesai juga. Akhirnya dia dibawa majikannya ke thailand dulu, agar ijin kunjungannya ke malaysia bisa diperbarui. Namun setelah 2 bulan ijin kerja tak jua kunjung selesai. Akhirnya yati di pulangkan dulu ke Batam hingga ijin kerjanya bisa keluar.

Di Batam dia bekerja di rumah saya selama kurang lebih 3 bulan. Selama itu dia bekerja dengan hasil sangat memuaskan. Rumah saya bersih, rapi dan anak saya terurus dengan baik. Setelah ijinnya keluar dia pamit ke saya untuk kembali ke Malaysia.

Setelah sampai di malaysia dan bekerja dengan majikannya, dia sering berkirim kabar kepada saya. Hingga pada suatu hari dia bercerita kalau majikannya mengalami kebangkrutan. Gaji yati 5 bulan belum dibayar. Tiap hari ada saja orang datang kerumah majikannya untuk menagih hutang. Dan suami istri itu jadi sering bertengkar. Yati merasa tidak nyaman lagi bekerja disana. Namun dia terikat dengan kontrak kerja selama 2 tahun. Dia berusaha minta ijin kepada majikannya, dan membujuknya agar dia diperbolehkan berhenti dari situ dan mencari majikan lain di malaysia. Namun majikannya selalu diam bila dia menanyakan itu.

Yati ketakutan. Dia cemas apabila dia bekerja, dan menyelesaikan kontrak kerjanya selama 2 tahun dirumah itu, dia takut majikannya tidak sanggup membayar gajinya. Dan kerja keras dia selama itu akan sia sia. Mimpi untuk memperbaiki rumahnya tidak akan terwujud. Dan untuk pulang ke Indonesia dia tidak punya cukup uang. Akhirnya dia nekad. Dia menelpon temannya dan minta tolong dicarikan pekerjaan di tempat lain. Temannya menyanggupi. Kembali dia meminta ijin kepada majikannya, dan memohon agar paspornya diberikan, namun majikannya tetap kukuh tidak mau menyerahkannya. Dengan nekad yati keluar dari rumah itu tanpa pasport dan pergi ke Kuala lumpur untuk menemui temannya yang menjanjikan pekerjaan kepadanya. Akhirnya, dengan bantuan temannya dia bisa bekerja di restoran di Johor dengan gaji RM 1000 per bulan. Hanya dengan dokumen diri berupa fotocopy paspor orang lain yang diganti fotonya, dia bekerja di restoran itu. Tiap hari dia bekerja dengan rasa was was takut kena razia oleh polisi diraja malaysia. Dia jarang keluar dari mess tempat tinggalnya. Rute perjalanan dia hanya dari mess ke tempat kerja saja, tiap hari, selama 4 bulan lebih. Dan selama 4 bulan itu beberapa kali dia ketemu polisi dan saat ditanya paspor tidak bisa menunjukan, dia harus membayar polisi itu sebesar RM 300 . Pemilik restoran tempatnya bekerja juga pernah kena denda karena mempekerjakan dia.

Suatu hari dia mendengar berita bahawa akan diadakan razia Tenaga Kerja Indonesia ilegal secara besar – besaran oleh polisi diraja malaysia, dan dia mendengar bahwa kali ini razia tidak hanya dilakukan di tempat- tempat umum dan restoran, tapi juga dari rumah ke rumah dan itu membuat dia panik. Dia takut tertangkap, dan takut dengan hukuman cambuk yang berlaku disana. Dia menelpon saya dengan panik saat itu. Saya menyarankan dia untuk pulang saja ke batam, saya berjanji akan memberikan tumpangan kepadanya dan mencarikan pekerjaan bila dia sudah dibatam, bila dia tidak bisa pulang, saya suruh dia ke KBRI agar bisa dibantu dipulangkan.

Akhirnya saya dapat kabar lagi dari dia, bahwa dia akan pulang ke Batam. Dia sudah membayar biaya sebesar RM 600 kepada orang yang menjanjikan akan mengantarnya ke batam. Mahal sekali pikir saya. Sementara dengan jalur legal, untuk sampai ke Johor kita hanya keluar biaya 200 ribuan saja. Saya menyangka waktu itu dia akan naik kapal dari pelabuhan johor bahru. Ternyata tidak. Dia berangkat dari pelabuhan tikus(pelabuhan ilegal), berangkat jam 12 malam, dengan naik perahu pompong yaitu perahu yang biasanya digunakan untuk menyeberangi pulau-pulau dengan jarak dekat. Tengah malam buta, tanpa pelampung, tanpa atap, menerjang kuatnya ombak pasang dan angin laut. Didalam perahu pompong itu lebih dari 30 orang berdesak – desakan, berjalan dengan takut dan rasa was - was kalau - kalau tertangkap patroli polisi laut. Bahkan ada juga seorang bayi yang menangis sepanjang jalan di heningnya malam.

Alhamdulillah dia bisa sampai dengan selamat di Batam pada jam sekitar jam 1 dini hari. Dia menginap dirumah di kenalan teman saya semalam. Esok harinya dia diantar teman saya sampai kerumah.

Setelah beberapa hari dirumah saya, saya tanya dia apakah mau pulang dulu untuk ketemu keluarga, atau mau cari kerja di batam. Dia bilang dia mau kerja dulu di batam. Dia tidak mau pulang karena dia masih punya tanggungan hutang dengan orang tuanya. Sebelum dia bisa membayar hutang kepada orang tuanya dia tidak mau pulang. Padahal saya pernah mendengar dia ditelpon ayahnya. Ayahnya bilang dia tidak perlu membayar hutangnya, dan menyuruhnya pulang saja. Namun yati tetap kukuh dengan pendiriannya. Saya berjanji akan memberinya lapangan kerja dengan membuka usaha warung makanan disekitar kompleks kami. Semoga Alloh meridhoi niat saya, dan usaha kami bisa terwujud dan maju.

Bertemu dengan yati membuat saya merasa beruntung, dan lebih bersyukur dengan kehidupan yang saya jalani. Diluar sana masih banyak orang-orang yang kurang beruntung. Jauh dari keluarga, menempuh banyak rintangan dan masalah hanya untuk mewujudkan keinginan yang sederhana. Mendengar ceritanya, dan melihat kekukuhan dan ketegarannya dalam menjalani hidup membuat saya banyak belajar darinya. Mbak Yati, semoga kelak kamu bisa mewujudkan semua keinginanmu.. Amien.