Minggu, 15 Agustus 2010

Live.. And Let It Die..

Akhir - Akhir ini dinews feed facebook saya, saya dapati teman yang membuat status tentang penyesalan - penyesalan terhadap masa lalunya, dengan ungkapan- ungkapan seperti : andai waktu bisa berulang kembali, Seandainya aku tidak salah memilih dan lain sebagainya.

Facebook memang membuat kita terhubung kembali dengan teman - teman lama yang sudah sekian tahun kehilangan kontak. Tak terkecuali dengan mantan - mantan kekasih. Kadang melihat kehidupan mantan melalui status statusnya, atau foto - fotonya, membuat kita menoleh lagi ke masa lalu yang terasa hidup kembali. Apalagi jika si mantan tampak lebih sukses sekarang. Sementara, dalam kenyataan hidup yang sekarang kita jalani, tidak semua keinginan kita bisa terwujud sesuai dengan harapan yang kita citakan. Apalagi saat kita didera masalah dengan pasangan. Romantisme masa lalu menjadi terasa begitu indah. Membuat kita berangan - angan dan berandai - andai. Andai kita tidak begini, atau begitu.

Kita Lupa, bahwa untuk sampai dititik kehidupan kita yang sekarang kita telah melalui sebuah jalan panjang yang berliku. Kita Lupa, bahwa hidup yang kita jalani adalah akibat serangkaian keputusan yang kita anggap terbaik yang kita buat di masa lalu.

Hanya satu hal yang bisa kita lakukan. Lebih banyak bersyukur kepada Tuhan atas kehidupan yang telah dianugerahkan sampai hari ini. Hanya dengan bersyukur kita akan bisa menjalani hidup kita secara ikhlas. kita harus percaya bahwa Apa yang kita miliki sekarang memang yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Tuhan maha Tahu. Apa yang kita anggap baik bagi kita belum tentu baik menurutNya. Hanya Dia yang yang tahu bagaimana akhir perjalanan kita. Maka Kepada Nyalah kita berserah diri.

Biarkan masa lalu tetap menjadi masa lalu. Gak ada apapun yang bisa membuatnya kembali. So, Let Live and let it die... biarkan masa itu berlalu.. Mari Kita hadapi hidup kita yang sebenarnya dengan semangat yang baru.

Minggu, 08 Agustus 2010

Ibu

Saat kupandangi wajah diammu, terasa begitu berartinya dirimu dalam hidupku
Dan... bulir – bulir Air mata ini tak kuasa tuk kuhentikan,
Walaupun aku tahu..
Engkau tidak suka aku menangisi kepergianmu..

Tak banyak kata terucap dalam keseharianmu
Namun, dalam diam emasmu...
Engkau telah banyak mengajariku akan nilai – nilai hidup, Lebih dari kata - kata itu sendiri
Dan marahmu...
Ku Tahu karena rasa sayangmu kepada kami..

Ibu.. Dalam hidupmu.. hanya kami yang engkau jadikan prioritasmu..
Tak pernah engkau memikirkan dirimu sendiri.. hanya kami.. kami dan kami...

Senyummu... laksana tetesan air surga yang sanggup meredam galau di hatiku..
Dan Ketegaranmu... meninggalkan jejak teladan yang ingin aku ikuti..

Terima kasih telah menjadi ibuku..
Maafkan aku bila aku belum cukup berbakti kepadamu... dan Ajari Aku untuk mencintai tanpa syarat.. seperti engkau mencintai Anak – anakmu..


(Untuk Ayah dan ibu yang sangat saya cintai.. semoga Alloh menerima amal ibadahmu.. dan menghapuskan dosa-dosamu.. menempatkanmu di surga terindah disisiNya.. Amien)