Senin, 15 September 2008

Makaryo Ngupoyo Upo

Kalau anda bukan orang Jawa, anda pasti bertanya. Kalimat apakah itu? Makaryo ngupoyo upo adalah bahasa Jawa yang kalo diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya: bekerja mencari sebutir nasi. Kalimat ini saya temukan dalam friendster seorang sahabat untuk menamai salah satu koleksi fotonya saat dia sedang bekerja di kantornya.

Saat saya baca pertama kali kalimat itu membuat saya tertawa ngakak karena makaryo ngupoyo upo itu kesannya seseorang yang bekerja sangat keras dengan keringat yang bercucuran hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Sementara dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan multinasional yang cukup bonafid yang memproduksi salah satu merek sepatu olah raga terkenal (sehingga saya membayangkan berapa upo yang dia kumpulkan).

Dewi, teman saya tersebut tumbuh dalam lingkungan keluarga dengan pedidikan agama Kristen yang kuat. Ayahnya adalah seorang guru SMP, dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Dengan kehidupan ekonomi yang bisa dibilang pas-pasan dibandingkan dengan jumlah anak yang harus dibiayai dan disekolahkan.

Entah kenapa (barangkali ini adalah warisan genetic) dewi bersaudara rata rata berotak cemerlang. Sekarang saudara-saudara nya sudah bekerja di tempat yang cukup bagus dengan kehidupan yang cukup mapan. Bahkan ada beberapa saudara dewi yang berkesempatan untuk kuliah di luar negri atas biaya instansi tempat mereka bekerja.

Kerja keras dan pantang menyerah adalah kunci dari kesuksesan yang diwariskan oleh ayahnya. Selain mengajar pagi di sebuah SMP negri di Surakarta, sorenya, sang ayah sibuk mengajar privat beberapa anak sekolah di rumahnya. Di depan rumah mereka, disediakan bangku berderet-deret layaknya ruang kelas, yang tiap sore ramai dengan anak anak yang datang untuk belajar. Dan semangat kerja keras dan pantang menyerah itu menurun juga ke dewi dan saudara saudaranya.

Pernah waktu kami mendaki gunung bersama, saat kami sudah kepayahan dan hampir menyerah.. dia selalu bilang, ''Ayo.. kamu pasti bisa!!'' sambil menarik tangan saya dan kami berjalan tertatih tatih. Hingga akhirnya sampai juga kami ke puncak Gunung Sindoro yang sebelumnya tidak terbayangkan oleh kami akan berhasil melaluinya. Dan itulah yang saya suka dari dia. Selalu menebarkan semangat di sekelilingnya. Seorang teman yang saya kenal sangat ulet dan optimis dalam menjalani kehidupan. Teman yang saya kenal sejak saya sekolah di SMP di Surakarta dan ketemu lagi waktu kami sama sama kuliah di salah satu perguruan tinggi di Solo. Seorang yang sedikit introvert tapi kalo bercanda sangat smart dengan joke jokenya.

Begitulah, orang tua dewi memang bukan satu satunya contoh orang tua yang dalam keterbatasan berhasil mengantarkan anak-anak mereka ke gerbang keberhasilan, masih banyak orang tua-orang tua yang dengan kerja kerasnya mampu membuat anak mereka lebih baik dari yang bisa mereka capai. Mereka tidak perlu seorang motivator melakukan itu. Rasa cinta yang tulus terhadap keluarga yang menjadi api sumber motivasi yang tidak pernah padam. Cinta memang bisa mengubah dunia. Dan ini sangat menginspirasi saya. Bagaimana saya harus belajar pada mereka. Untuk menjadikan generasi saya lebih baik dari yang bisa saya gapai sekarang. (*)

1 komentar:

Zona Indonesia mengatakan...

Saya akhirnya menemukan arti kata ini... karena selama ini saya mencarinya.. ketika menemukan tulisan "Ngupoyo Upo" pada sebuah kendaraan truk... :) Peace