Kamis, 09 Oktober 2008

Jangan Khawatirkan Esok

Beberapa minggu kemarin sebelum kepulangan pembantu saya ke kampung halamannya di Palembang, saya pusing memikirkan bagaimana nanti kalau setelah kepulangan dia saya belum dapat pembantu pengganti. Bagaimana saya harus menyiapkan segala sesuatu menjelang Lebaran dan bagaimana anak saya nanti kalau saya tinggal bekerja. Kadang sampai malam, pikiran saya sibuk dengan kekhawatiran-kekhawatiran ini. Yang paling mengkhawatirkan saya adalah anak saya. Dengan siapa nanti dia saya tinggal di rumah, dan membayangkan dia harus beradaptasi dengan orang baru.

Namun ternyata apa yang kita khawatirkan kadang tidak terjadi. Seperti halnya saya. Pada saat saya menitipkan anak saya ke tempat kakak saya, karena saya harus masuk kerja. Ternyata kakak saya sedang dititipi pekerja rumah tangga yang sebelumnya kerja di Malaysia. Namun karena izin kerjanya belum selesai dia transit dulu ke Batam. Melihat kerepotan saya, kakak saya mengizinkan saya membawa si mbak tersebut ke rumah saya, untuk sementara membantu saya di rumah dan membantu menjaga anak saya, sebelum saya mendapatkan pembantu tetap.

Alhamdulillah saya ucapkan. Dan saya tersadar akan kesalahan saya. Bahwa seharusnya saya tidak boleh terlalu mengkhawatirkan hari esok. Bahwa seharusnya saya memasrahkan masalah hidup saya kepada Tuhan. Karena hanya melalui izin-Nya lah segala bantuan akan datang. Bantuan yang benar-benar tidak kita sangka dari mana arah datangnya. Memang, hidup bukanlah hitungan matematika. Seperti pernah saya baca dalam buku La Tahzan karangan Aidh Al-Qarni, bahwa kita tidak perlu terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan pada apa yang akan terjadi besok. Karena hari esok itu milik Tuhan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Apakah kita masih hidup atau tidak. Yang perlu kita isi dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya adalah segala anugerah yang diberikan Tuhan dihari ini.

Seperti orang bijak bilang... Yesterday is A history, Tomorrow is a mistery, and Today is a Gift... That 's why it is called PRESENT. (*)

Tidak ada komentar: