Selasa, 04 November 2008

Jomblo

Dalam beberapa edisi kompas minggu, di rubrik konsultasi psikologi asuhan Psikolog Agustine Dwiputri diulas tentang Perempuan melajang. Bahkan beliau mengulasnya sebanyak 2 kali dalam 3 minggu ini. Banyak sekali tanggapan yang beliau terima dari pembahasan edisi pertama tanggal 19 Oktober 2008 yang di beri judul Jomblo, hingga akhirnya dibuat kelanjutannya. Semua tanggapan yang beliau terima berasal dari kaum hawa dan belum ada tanggapan yang berasal dari kaum adam. Sehingga dalam rubrik tersebut lebih banyak dibahas problematika perempuan lajang.

Memang, pada kenyataanya banyak disekitar kita, baik perempuan maupun laki laki yang secara umur sudah dianggap cukup untuk berkeluarga, namun masih belum menemukan pendamping yang tepat dalam hidupnya. Secara kuantitas lebih banyak wanita daripada laki laki yang masih melajang. Mungkin karena perbandingan laki - laki dan perempuan didunia ini lebih banyak perempuannya. Dilingkungan kerja sayapun masih banyak gadis - gadis yang masih menjomblo. Kadang saya berpikir apa kurangnya mereka. Karir ada, wajah cantik, atitude pun baik. Kenapa kok mereka belum menemukan pasangan hidup juga. Ada seorang sahabat baik saya yang sampai saat ini masih sendiri mengatakan kalau dia paling sebal jika ditanya kapan menikah. Didalam lingkungan keluarganya hanya dia seorang yang belum berumah tangga, sementara adik – adiknya yang 3 orang sudah menikah semua. Kalau ada acara kumpul keluarga tinggal dia yang selalu ditanya - tanya masalah itu. Karena merasa kurang nyaman, kadang dia malas kalau disuruh datang di acara – acara keluarganya.

Saya maklum dengan perasaan teman tadi, kalau saya jadi dia mungkin saya juga akan merasakan hal yang sama. Stigma negative dari lingkungan yang mengharuskan perempuan menikah pada saat umurnya sudah dianggap dewasa inilah yang kadang membuat teman - teman lajang saya tertekan. Toh bukan salah mereka kalau mereka belum menemukan pendamping hidup. Mungkin jodoh mereka memang belum datang masanya.

Setiap orang mempunyai garis hidup yang berbeda – beda. Cara kita menikmati hidup yang menentukan kebahagiaan kita. Menurut saya jomblo bukanlah aib yang harus di ratapi. Banyak hal – hal positif yang bisa dilakukan. Banyak kesenangan yang di dapat jika anda masih lajang. Anda bisa bebas bepergian kemana anda suka, dan anda lebih banyak punya waktu untuk mengurus diri sendiri. Berbeda jika sudah menikah. Waktu untuk diri sendiri semakin sedikit, karena kita telah disibukan dengan masalah anak dan keluarga.

Saran saya untuk teman – teman yang masih melajang :
  1. Bukalah hati anda, jangan menutup diri dan jangan biarkan masa lalu membelenggu anda, sehingga membuat hati anda tertutup untuk cinta berikutnya.
  2. Perluas wawasan dengan banyak membaca sehingga pengetahuan anda bertambah.
  3. Perluas jaringan pergaulan anda dengan ikut komunitas -komunitas yang sesuai dengan minat anda. Misalnya ikut kelompok back packer, komunitas pecinta lingkungan, join friendster dan lain lain yang membuka peluang bertemu orang baru. Siapa tahu salah satu dari mereka bakal menjadi jodoh anda.
  4. Berdoalah kepada Tuhan agar dipertemukan dengan jodoh yang terbaik untuk anda.

Segala sesuatu akan datang dengan indah pada masanya, bersabarlah, dan saya doakan agar saudara dan teman - teman perempuan saya yang masih melajang segera menemukan jodohnya. Hingga suatu saat akan saya bilang kepada mereka : Selamat datang di dunia Ibu-ibu!

Tidak ada komentar: