Rabu, 05 November 2008

The Three Musketeers

(Dari Ki-ka : Nita, saya,hastuti dan esha diterminal tirtonadi solo saat akan berangkat mendaki gunung sindoro)

Sahabat yang baik adalah sebuah anugerah. Seperti halnya sebuah keluarga. Dengan sahabat kita bisa berbagi segala hal. Dari hal - hal kecil, sampai dengan rahasia terbesar kita sekalipun kita merasa aman untuk menceritakan kepadanya. Persahabatan yang tulus biasanya abadi. Walaupun waktu berubah, namun perasaan terhadap sahabat itu biasanya tetap sama. Sayang sekali, tidak mudah menemukan sahabat yang baik dewasa ini. Saat budaya materialistic semakin banyak dianut orang untuk menjadi pijakan hidup. Banyak orang yang mau berteman hanya karena punya kepentingan pribadi saja.

Sahabat terbaik saya, saya temukan waktu menjalani kuliah. Saya, Nita dan Esha . Kami tidak terpisahkan waktu di kampus. Dimana ada saya, disitu ada nita dan Esha. Begitupun sebaliknya. Kami berpisah hanya jika sedang mengikuti materi kuliah yang berbeda. Karena akrabnya, oleh teman - teman kuliah, kami dijuluki The Three Musketeers. The Three Musketeers? Lumayan jugalah batin kami. Mereka kan terkenal sebagai kelompok heroik dengan semboyan yang bagus : ONE for ALL and ALL for ONE. Yah… daripada dipanggil Trio Kwek Kwek ? pikir kami.

Kami menjalani masa kuliah selama kurang lebih lima tahun bersama sama. Saling membantu dan saling menguatkan. Sehingga bagi saya saat itu aktifitas kuliah menjadi aktifitas yang sangat menyenangkan. Seringkali kami mengobrol sampai lupa waktu. Dari obrolan tentang hal yang remeh temeh sampai hal – hal serius. Kadang itupun belum cukup. Pulang kuliah ngobrolnya kami lanjutkan lagi di rumah teman.

Sekarang kami sudah berjauhan. Sibuk menjalani kehidupan masing - masing. Nita menetap di Jakarta, Esha tinggal di Solo, dan saya di Batam. Terakhir saya ketemu dengan Nita tahun 2004. Waktu itu saya belum menikah. Kami janjian ambil cuti bersama. Jalan - jalan ke Yogya naik kereta api. Saat itu Esha tidak bisa ikut karena sedang hamil tua. Pulangnya kami duduk – duduk dan ngobrol panjang lebar di Candi Prambanan sampai gerbang candi ditutup oleh penjaganya. Dan kami pun berlari - lari keluar dari area candi menuju ke terminal bis Kota Yogya - Solo. Sedangkan dengan Esha, setiap kali saya pulang Solo saya selalu menyempatkan untuk singgah ke rumahnya. Dan kami akan tertawa - tawa seperti masa kuliah dulu. Saya sungguh beruntung bertemu dengan mereka dalam kehidupan saya. Mereka mewarnai hari - hari saya, memeluk saya disaat saya sedih, dan selalu memberi masukan yang baik setiap kali saya membutuhkannya.

Tidak ada komentar: